Tugas 3 Manajemen dan Kepemimpinan
Tugas
3
Manajemen
dan Kepemimpinan
Kelas C
Kelompok 2
1. Ashifa
Putri Ghifari 20160610094
2. Nur
Hijroh Septiani 20160610099
3. Yossiana
Asmaranur 20160610104
4. Ridha
Oktariani 20160610109
5. Nia
Diniawati 20160610111
Organisasi yang akan di
diskusikan
1. Organisasi
Keislaman : Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM)
2. Organisasi
Kemahasiswaan : BEM Fakultas Teknik
UMY
3. Organisasi
Profesi : LSAH (Lembaga
Study Advokasi Hukum)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Narasumber:
A.Rijal Syahtata - Ketua Umum IMM FH UMY
Pada
IMM didirikan atas dua faktor integral, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal bersumber dari kondisi Muhammadiyah sendiri, sedangkan aspek
eksternal disebabkan kondisi di luar Muhammadiyah, yaitu realitas umat Islam
dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Faktor
Internal
Aspek internal kelahiran IMM lebih
dominan pada idealisme untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah, yaitu faham
dan cita-cita Muhammadiyah. Pada awalnya dalam gerakan dakwahnya, Muhammadiyah
telah memiliki organisasi otonom (ortom) seperti Pemuda Muhammadiyah dan
Nasyi’atul Aisyiyah yang dianggap cukup mampu menampung mahasiswa dan
putra-putri Muhammadiyah untuk melaksanakan aktivitas keilmuan, keagamaan dan
kemasyarakatan. Namun pada Muktamar Muhammadiyah ke-25 di Jakarta tahun 1936,
dihembuskan cita-cita untuk mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah sekaligus
agar mampu menghimpun mahasiswa Muhammadiyah dalam sebuah wadah organisasi
otonom. Namun cia-cita itu lama terendapkan seiring dengan sejarah pergerakan
kemerdekaan Indonesia, sampai dirintisnya Fakultas Hukum dan Filsafat PTM di
Padang Panjang tahun 1955 dan Fakultas Pendidikan Guru di Jakarta tahun 1958.
Sementara Pemuda Muhammadiyah
sendiri dalam Muktamar Muhammadiyah tahun 1956 menginginkan untuk menghimpun
pelajar dan mahasiswa Muhammadiyah menjadi organisasi terpisah dari pemuda
Muhammadiyah. Langkah selanjutnya dalam Konferensi Pimpinan daerah (KOPINDA)
Pemuda Muhammadiyah se-Indonesia di Surakarta, akhirnya diputuskan untuk
mendirikan Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPM), dimana mahasiswa Muhammadiyah
tergabung di dalamnya. Pasca lahirnya beberapa PTM pada akhir tahun 1950-an
mendorong semakin kuatnya keinginan untuk mendirikan organisasi mahasiswa
Muhammadiyah.
Berdasarkan pada hasil Muktamar I
Pemuda Muhammadiyah 1956 dan diadakannya kongres mahasiswa Muhammadiyah di
Yogyakarta (atas inisiatif mahasiswa dari Malang, Yogyakarta, Bandung,
Surabaya, Makassar, dan Jakarta) menjelang Muktamar Muhammadiyah tahun 1962,
yang merekomendasikan dilepaskannya departemen kemahasiswaan dari Pemuda
Muhammadiyah. Sebagai tindak lanjut, dibentuk kelompok Dakwah Mahasiswa yang
dikoordinir oleh Ir. Margono, dr. Sudibyo Markus, dan Drs. Rosyad Saleh. Ide
pembentukan ini berasal dari Drs. Moh. Jazman Al-Kindi yang saat itu menjadi
sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah pada tanggal 14 Maret 1964 atau 29 Syawal
1384 H.
Faktor Eksternal
Realitas sejarah sebelum kelahiran
IMM bahwa hampir sebagian besar putra-putri Muhammadiyah dikader oleh Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI). Dan HMI secara organisasi ikut dibesarkan dan didanai
oleh Muhammadiyah dalam aktivitasnya. Ada apa antara Muhammadiyah dan HMI
sebenarnya? HMI adalah organisasi mahasiswa underbow Masyumi (untuk
pelajar-PII). Sementara Masyumi memiliki hubungan kultural dengan Muhammadiyah,
karena Muhammadiyah dalam pemilu 1955 mendukung Masyumi (bukan seperti NU yang
menjadi partai politik).
Pergolakan organisasi kemahasiswaan
antara tahun 1950 s/d 1965 membawa perubahan peta pergerakan organisasi
kemahasiswaan. Seiring dengan semakin dominannya PKI dalam percaturan politik
mendekati tahun 1965. HMI yang identik dengan Masyumi menjadi sasaran politik
pemberangusan lawan politiknya, PKI. Sehingga muncul desakan untuk membubarkan
HMI atas dorongan PKI yang dekat dengan Presiden Soekarno. Kondisi itu
merupakan sinyal bahaya bagi eksponen mahasiswa Muhammadiyah. Dibutuhkan
organisasi alternatif untuk menyelamatkan kader-kader Muhammadiyah yang ada di
HMI. Tapi kita tidak hanya melihat ini sebagai unsur keterpaksaan semata,
melainkan unsur-unsur lain yang menjadi keharusan sejarah.
VISI
Menjadi juruasan unggul dan bersaing, dalam pengembangan dan
keterampilan jurnalistik, kuhamasan, dan produksi audio visual, baik secara
regional, nasional dan global berdasarkan nilai-nilai islam
MISI
1. Melaksanakan pengajaran secara reguler
di bidang konsentrasi Public Relations, Komunikasi Audio
Visual, serta Jurnalistik dan Studi media.
2.
Memajukan
aktifitas penelitian dikalangan dosen dan mahasiswa mengenai permasalahan
masyarakat yang berdimensi komunikasi.
3.
Melaksanakan
pengabdian di bidang komunikasi yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
4.
Mengintensifkan
aktifitas pelatihan di bidang public relation, komunikasi audio visual, serta
jurnalistik.
5.
Menyelenggarakan
kerja sama dengan berbagai pihak dalam kerangka perkembangan ilmu pengetahuan
dan penerapan tehnologi komunikasi secara kelembagaan.
6 PENEGASAN IMM
1. Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa islam.
2. Kepribadian
Muhammadiyah adalah landasan perjuangan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
3. Fungsi
IMM yaitu Eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah
4. Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi sah dengan mengindahkan segala hukum,
undang-undang, peraturan serta dasar dan filsafah Negara.
5. Ilmu
adalah amaliah dan amal adalah ilmiah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
6. Amal
IMM: Lilahita’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat.
Dengan
adanya 6 Penegasan IMM yang disebutkan diatas, maka lahirlah 3 Logi dan 3
Kompetensi IMM yang menjadi Kepribadian para anggota IMM itu sendiri.
3 Logi dan 3 Kompetensi
IMM
1. Religiulitas
(Keagamaan)
IMM
akan memberikan pembaharuan keagamaan menyangkut pemahaman pemikiran dan realisasinya
dalam kehidupan. Menjadikan Islam sebagai idealitas sekaligus jiwa yang
menggerakan. Moto yang harus kita realisasikan adalah dari Islam kita berangkat
(sebagai landasan dan semangat) dan kepada islam kita berproses (Islam sebagai
cita-cita)
2. Intelektualitas
(Kemahasiswaan)
Melalui
Intelektualitas diharapkan kader-kader ikatan mampu menjadi ide-ide pembaharuan
dan pengembangan. Sebagai kader IMM harus mampu berfikir universal tanpa
tersekat-sekat oleh aklusivisme. Sebagai salah satu dari kelompok Intektual
yang memimpinkan kemajuan dalam berbagai lini kehidupan.
3. Humanitas
(Kemasyarakatan)
Humanitas adalah sebuah bentuk sikap yang
harus dimiliki oleh setiap kader IMM. Yang dimaksud disini adalah keikutsertaan
kader dalam segala hal (positif), sebagai bentuk representasi dari
tingkatan-tingkatan anak tangga yang telah dilalui sebelumnya. Keterlibatan
kader harus berdasarkan panggilan hati, bukan karena hanya sekedar ikut-ikutan semata.
Dalam
praktiknya, kader harus mentransformasikan diri dalam kehidupan sosial yang
membawa perubahan lebih baik. Hal tersebut dapat di mulai dari tingkatan
struktural dalam diri IMM (kader perserikatan), keterlibatan untuk umat (kader
umat) dan keterlibatan dalam skala jauh lebih luas (kader bangsa). Tidak hanya
berhenti pada keterlibatan saja, kader IMM yang ideal kemudian harus menjadi
pionir tajdid.
LEMBAGA STUDY ADVOKASI HUKUM (LSAH)
Narasumber:
Fikri Anggiono - Direktur Eksekutif LSAH
Lingkar Studi Advokasi Hukum atau biasa disingkat
LSAH adalah sarana bagi mahasiswa, akademisi, praktisi dan siapapun yang ingin
berkecimpung di bidang advokasi hukum. Tujuan LSAH sendiri adalah “Hukum untuk
Masyarakat bukan Masyarakat untuk Hukum”
Fikri
Anggriono selaku Direktur Eksekutif LSAH mengatakan bahwa Visi dan Misi LSAH adalah
membentuk para mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, untuk
menjadikan para legal yang khususnya menselesaikan sengketa di luar pengadilan.
LSAH
didirikan pada tahun 2005 dan sampai sekarang telah mengadakan 3 diskusi yang
membantu para mahasiswa hukum untuk melihat permasalahan yang ada disekitarnya.
Diskusi yang diadakan diantaranya adalah: Jessica dan Sianida, TNI VS Petani
dan baru-baru ini LSAH mengadakan diskusi yang bekerjasama dengan Bem FH UMY
yaitu Diskusi Agraria di Kulonprogo yang diberi judul NGOPI (Ngobrol Pintar).
Permasalahan
yang dihadapi LSAH sekarang ini salah satunya adalah kekurangan Sumber Daya
Manusia, apalagi orang-orang yang bernaung didalamnya mempunyai kesibukan
masing-masing seperti fokus akademisi, kerja dan skripsi. Namun, Fikri Anggiono
berjanji akan membuka pendaftaran LSAH Mei mendatang. Peserta yang terpilih
kemudian akan mengikuti Sekolah Advokasi untuk menjadi anggota tetap LSAH.
BEM FAKULTAS TEKNIK UMY
Narasumber:
Erjati Pitaloka – Wakil Gubernur BEM Fakultas Teknik UMY
Sejarah BEM FT UMY
BEM
Fakultas Teknik berdiri sejak Fakultas Teknik pertama didirikan. Setelah satu
tahun berdiri, Bem Fakultas Teknik mengalami satu kendala dan terjadi kefakuman
pada tahun 2004-2005 karena masalah internal, Akhirnya Bem Fakultas Teknik
dibekukan. Kemudian setelah 7 tahun terlewati, Bem Fakultas Teknik kembali di
dirikan tepatnya pada tanggal 19 November 2013 atas keinginan yang sangat tinggi
dari masyarakat Fakultas Teknik terutama ketua himpunan yang pada saat itu tidak
ada yang menaungi di atasnya.
VISI
Menjadikan
Bem Fakultas Teknik sebagai garda terdepan kegiatan dan aksi mahasiswa demi
mewujudkan Bem FT yang responsif, progresif dan kontribusif.
MISI
1. Mengkokohkan
kekeluargaan Bem FT dengan memperbanyak kegiatan internal.
2. Meningkatkan
efektifitas program kerja yang dinilai baik pada periode sebelumnya.
3. Realisasi
kegiatan untuk menyatukan waga Fakultas Teknik.
4. Membuka
ruang kontribusi untuk mahasiwa Fakultas Teknik.
5. Menjadikan
rujukan pelayanan dan pendampingan yang responsif bagi mahasiwa Fakultas
Teknik.
6. Membangun
dan meningkatkan kerjasama.
7. Berkontribusi
dalam memberikan solusi terhadap permasalahan baik didalam maupun diluar Bem
FT.
Syarat menjadi Anggota BEM Fakultas
Teknik.
1. Mahasiswa
Fakultas Teknik Minimal semester 3 dan Maksimal semester 5. Hal itu dimaksudkan
agar lebih mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi dilingkungan Fakultas
Teknik, setelah masuk Bem FT ia diharapkan mampu menangani permasalahan diruang
lingkup Bem FT.
2. Kemauan
dan Bakat calon anggota yang nantinya akan ditanya saat wawancara.
Permasalahan yang
dihadapi Organisasi dan Solusinya.
Menurut Erjati Pitaloka sendiri,
permasalahan dalam setiap organisasi adalah sama. Masalah klasik yang
ditimbulkan karena orang-orang didalamnya seperti anggota yang susah di ajak
kerjasama. Namun, ia lebih memilih menyebutnya sebagai tantangan.
Kemudian untuk solusinya, setiap satu
minggu rutin diadakan rapat yang didalamnya khusus membahas permasalahan
didalam dan diluar Bem FT dengan harapan satu masalah dapat diselesaikan dengan
cara kekeluargaan.
Komentar
Posting Komentar